Artikel
Green House Eco Pilar Hijau Saatnya Pemuda Bertani
Disaat para pemuda mulai enggan untuk bertani atau bekebun, di Dusun Banjarsari Desa Rancangkencono justu sebaliknya. Para pemuda sedang giat-giatnya bertani melon dalam close-field farming system atau Bertani dalam lahan yang tertutup yakni dengan greenhouse.
Greenhouse ini diinisasi oleh Pemerintah Desa Rancangkencono dan kemudian ditindak lanjuti oleh pemuda Dusun Banjarsari. Dalam APBDes perubahan, akhirnya disepakati untuk membuat unit usaha dalam bentuk budidaya melon jenis premium dalam greenhouse dengan anggaran Rp. 80.000.000. Setelah di sepakati, pemuda dari Dusun Banjarsari melakukan study tiru di daerah Brangsi Laren ke kebun miliknya Pak Nuharta (Benu Agro). Berawal dari pengetahuan dasar tersebut dan bimbingan dari pendamping, akhirnya dibuatlah greenhouse tersebut.
Pada tanam perdana, tim memutuskan untuk menanam melon jenis medium, yakni melon Ceria dan Kinasih dimana usia tanam sampai panen memakan waktu 72 hari. Melon jenis tersebut tergolong melon yang mudah perawatan dan tahan terhadap hama. Hal itu terbukti dalam proses penanaman sampai panen raya perdana, sangat sedikit sekali hama dan jamur yang mengganggu. Sehingga pada panen raya perdana hasil yang didapatkan sangat bagus dan memuaskan. Berat buah melon yang siap panen mencapai 1,6 kg – 3,9 kg. Pada tanam melon perdana ini belum menemukan hambatan yang menyulitkan para pekerja.
Pada saat panen raya, tim dari greenhouse mengundang Bupati Lamongan, Bpk Dr. H. Yuhronur Efendi, M.B.A untuk memulai pesta panen perdana melon di Greenhouse Eco Pilar Hijau tersebut. Dalam kesempatan tersebut Bupati Lamongan Pak YES dan Bu YES memetik melon yang terbesar. Pak YES memetik melon jenis Ceria seberat 3,8 Kg sedangkan Bu YES memetic melon jenis Kinasih seberat 3,9 Kg. Secara khusus Pak YES menitipkan pesan pada para remaja untuk memaksimalkan potensi desa dan mengembangkan Greenhouse tersebut.
Menjadi kebanggaan tersendiri ketika orang nomor 1 di Lamongan hadir dan mendukung kegiatan pemuda. Pada panen raya perdana tersebut, kebun melon seluas 400 m2 dengan ukuran 10 x 40 meter tersebut bisa menghasilkan kurang lebih 1 ton melon. Dari panen perdana tersebut terkumpul uang sekitar Rp. 17.360.000. dari hasil tersebut digunakan untuk tanam kedua (bibit, pupuk, nutirisi, insektisida, fungisida), zakat, gaji pekerja, dan operasional. Seluruh melon habis di serbu pembeli dari berbagai kalangan dalam jangka 1 minggu setelah panen raya perdana dibuka. Dengan harga 15.000 perkilo, masyarakat bisa menikmati melon jenis medium dengan rasa yang sangat berbeda dengan budidaya melon open field. Melon hasil budidaya greenhose terasa renyah, lembut, manis dan segar. Dari hasil tes brix, kadar kemanisan mencapai 13. Yang artinya siap untuk dijual di supermarket.